MARAKNYA MERDEKA BELAJAR

 


     Bingo 2.0 (Bincang Ngopi) merupakan salah satu agenda dari divisi penalaran. Agenda ini merupakan kelanjutan dari agenda sebelumnya, yaitu Bingo 1.0. Acara ini dilaksanakan oleh divisi penalaran dengan tujuan untuk melatih anggota Himabo untuk berpikir kritis serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu terhangat yang sedang terjadi. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 September 2021 pukul 10.00 di Hokky Café, Bojonegoro. Selain di Hokky Café, acara ini juga dilaksanakan di Universitas Negeri Malang. Hal ini terjadi karena anggota Himabo banyak yang sedang berada di Malang. Pada kesempatan kali ini, divisi penalaran mendatangkan pemantik yang luar biasa. Pemantik kali ini adalah Ummi Latifah. Beliau adalah sekertaris umum Himabo periode 19/20 dan peserta kampus mengajar angkatan 1. Moderator yang bertugas pada kesempatan kali ini adalah Lailatus Sa’adah yang merupakan anggota divisi penalaran periode 2020/2021. Acara yang dilaksanakan mengusung tema “Kampus Merdeka, Benarkan Membawa Modernisasi di Tengah Masa Kini?”.

     Tema pada kegiatan kali ini diambil dengan munculnya kebijakan terbaru dari Kemendikbud, yaitu program merdeka belajar kampus merdeka. Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Melalui kebijakan ini, Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama; mengambil mata kuliah pada program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda; mengambil mata kuliah pada program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang berbeda; dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.  Bentuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 yang dapat dilakukan di dalam Program Studi dan di luar Program Studi meliputi:

1.   Pertukaran Pelajar

2.   Magang Bersertifikat

3.   Kampus Mengajar

4.   Penelitian/Riset

5.   Proyek Kemanusiaan

6.   Kegiatan Wirausaha

7.   Studi/Proyek Independen

8.   Membangun Desa/KKN Tematik

     Konsep acara pada kali ini, yaitu diskusi dan sharing. Pemantik memberikan penjelasan mengenai apa itu merdeka belajar, pilihan program yang dapat diambul, dan bagaimana mekanismenya. Setelah pemantik menyampaikan materinya, para peserta diberikan kesempatan untuk memberikan respon baik pertanyaan maupun argumen. Para peserta juga dberikan kesempatan untuk menuliskan pandangan mereka mengenai merdeka belajar ini untuk selanjutnya didiskusikan secara bersama. Para peserta mengikuti diskusi ini dengan sangat antusias.

     Beberapa pertanyaan diajukan kepada pemantik, seperti bagaimana mekanisme ketika kita ingin mendaftar pertukaran pelajar. Lalu, ada juga yang bertanya syarat dan apa saja yang dilakukan untuk mendaftar kampus mengajar. Bukan hanya bertanya, para peserta juga mencoba untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan dari kebijakan ini. Program magang misalnya dinilai sebagai salah satu ajang untuk menekankan para mahasiswa dengan memberikan beban kerja yang berlebihan. Selain itu, magang ini dinilai juga belum adil dalam hal memberikan fee kepada para pelamar. Bukan hanya magang saja, peserta juga mencoba untuk berargumen tentang pertukaran pelajaran. Pertukaran pelajrar dinilai sangat kurang persiapan di mana setiap prodi memiliki peraturan dan ketentuan yang kurang jelas. Misalnya ketika seseorang itu mengambil program ini di kampus lain masih banyak yang belum mengerti bagaimana cara mendaftar dan apa saja syaratanya. Alhasil, baik dari mahasiswa maupun dosen pun juga kebingungan. Selain itu, banyak kampus yang harus menggunakan E-mail resmi untuk mengakses materi dan absen. Alhasil bagi mereka yang berasal dari luar kampus tidak dapat mengakses materi tersebut dan harus absen secara manual. Kampus mengajar pun dinilai kurang efektif karena ada beberapa sekolah yang justru melimpahkan semua tugasnya kepada para mahasiswa. Selain itu, tidak sedikit pula mahasiswa yang mengajukan pindah ke sekolah lain karena mendapatkan sekolah di daerah pelosok. Padahal tujuan adanya program ini adalah untuk membantu pengembangan pendidikan di daerah-daerah 3T.

     Tidak hanya argumen kontra saja. Banyak peserta yang menganggap bahwa program ini merupakan salah satu program yang luar biasa karena memberikan keleluasaan bagi para mahasiswa. Bagi mahasiswa yang mungkin awalnya ingin masuk pada prodi lain, maka mereka dapat merasakan bagaimana rasanya belajar di prodi tersebut melalui pertukaran pelajar. Kebijakan ini juga dianggap sebagai salah satu cara agar mahasiswa dapat melatih dan mengembangkan keahlian yang dimiliki dengan berbagai pilihan program yang disediakan. Akan tetapi, dengan banyaknya keunggulan yang dimiliki kebijakan merdeka belajar ini tentu harus adanya perbaikan-perbaikan lainnya. Misalnya dengan melakukan uji coba terhadap beberapa sempel untuk mengetahui apakah kebijakan ini terlaksana dengan baik. Adanya pembaharuan dan penyempurnaan pun juga perlu dilakukan karena masih banyak yang belum ada kejelasan. Pemantik juga menyarankan kepada para peserta untuk mengikuti program ini. Di tengah kondisi seperti saat ini, perkembangan teknologi dan dunia yang semakin global, maka kebijakan ini dianggap sebagai salah satu kebijakan yang tepat untuk diterapkan dengan adanya beberapa catatan seperti yang telah dijelaskan.


Komentar